Cacak Burung Warisan Banjar di Kalimantan Selatan

 Cacak Burung

Dalam adat Banjar terdapat beberapa simbol-simbol yang berhubungan dengan alam kepercayaan atau upacara adat. Penggunaan simbol adat Banjar bisa berbentuk ukiran atau dilukiskan. Yang sangat umum dipakai oleh masyarakat setempat adalah simbol “CACAK  BURUNG”


Wujud dari simbol Cacak Burung ini sangat sederhana. Satu garis horizontal bersinggungan dengan satu garis vertikal, sehingga persis seperti tanda (+) dalam rumus matematika.

Bagian kiri dan kanan sama panjang demikian pula dengan bagian atas dan bawah. Karena keempat bagian hampir sama panjangnya dalam pelukisan atau ukiran maka tidak seperti tanda salib.

Simbol ini sering dipakai untuk  menolak roh jahat, menolak penyakit, menolak bala dan sebagainya.  Tanda ini dipercayai bisa memburu penyakit dan roh jahat untuk segera pergi.

Simbol ini bisa mudah terlihat di rumah Urang Banjar yang masih mengamalkannya, terutama apabila ada acara-acara besar. Misalnya untuk menangkal penyakit  supaya jangan menghinggapi makanan hidangan maka di panci-panci makanan dicoret dengan simbol ini.

Coretan biasanya menggunakan kapur atau janar/kunyit dicampur diparut dengan kapur.

Bisa juga orang yang sakit dada atau batuk maka di tenggorokan dan dadanya dicoret Cacak Burung. Simbol ini sering dipakai oleh para tetua Urang Banjar  dalam menyembuhkan ‘kapidaraan’ (penyakit karena kualat disebabkan berbagai hal gaib). Begitu juga agar rumah tidak diganggu roh jahat di tiang-tiangnya dicoret dengan Cacak Burung, dan masih banyak penggunaan lainnya.

Dari nama simbol ini kemungkinan berhubungan dengan kepercayaan mengenai dunia bawah dan dunia atas. Simbol Cacak diwakili garis horizontal merupakan lambang dunia bawah (kesatuan dari pohon hayat menurut kepercayaan Dayak) sedangkan simbol burung diwakili garis vertikal merupakan lambang dunia atas.

Garis horizontal dalam simbol Banjar diartikan sifat menangkis segala serangan (perisai) dan garis vertikal dalam simbol Banjar diartikan sifat melawan/menyerang segala pengganggu. Sehingga filsafat yang dimiliki simbol ini adalah alat yang mampu menangkis segala serangan dan gangguan sekaligus menyerang dan melawan balik musuh/roh jahat yang datang.

Nah, hebat sekali filsafat simbol yang dimiliki Urang Banjar. Rugi kita kalau sampai kehilangan arti dari lambang ini. Makna  MENANGKIS  KEMUDIAN  MELAWAN  bisa kita terapkan dalam menghadapi masalah yang datang dalam kehidupan sehari-hari agar Urang Banjar jangan gampang menyerah. Cangkal Bausaha, Dalas Balangsar Dada !

Kada Ulun Biarakan Budaya Banjar Hilang di Dunia !

Menurut : Wahyudinnor HM  : Simbol cacak burung ini memang telah lama kukenal. Sejak kecil. Habis, aku masih ingat, apabila ada orang meninggal dunia, maka anak-anak biasanya diberi tanda ini dg harapan tidak kapidaraan, jar.

Aku sering melihat film silat mandarin, film India dan komik mandarin, kemungkinan besar simbol cacak buung ini adalah bentuk paling sederhana dari simbol “swastika”. Konon “swastika” berasal dari rumpun bangsa Indo Arya (leluhur bangsa Jerman, makanya Hitler dengan Nazinya menggunakan tanda “swastika”). Kemudian sebagian bangsa Arya ini berimigrasi ke tanah India, mendesak penduduk asli bangsa Dravida. Agar tidak ada percampuran (perkawinan, dsb) antara bangsa Arya dan bangsa Dravida, maka diciptakanlah kasta (brahmana, ksatria, waisya dab sudra). Maka adalah hal yang lazim kalau simbol “swastika” ini digunakan oleh orang India (yang beragama Hindu dan Budha[?]). Dan kita sangat maklum adanya bahwa kebudayaan Bangsa Indonesia, sebagian besar dipengaruhi oleh Budaya India (Hindu), termasuk Dayak dan Melayu. Jadi simbol cacak burung ini saya duga adalah “adaptasi” penduduk lokal terhadap simbol “swastika”. Sebagai perbandingan, coba ketika : “gambar swastika” di Google atau Firefox, pasti akan muncul simbol “swastika” yang bentuknya bermacam-macam.

Dan saya kira, inilah salah satu “tugas” para budayawan Banjar untuk menggali lebih dalam asal usul simbol cacak burung ini.

Menurut dharma setyawan :sefaham dengan pendapat anak sultan, juga bisa kita bandingkan dengan simbol ammon-ra pada kebudayaan Mesir kuno..atau segitiga kembar (yang konon mewakili simbol feminim dan maskulin) yang kita lihat sebagai bintang David (baca:bendera Israel) juga dapat diliat lambang Yin-Yang.selalu saja dualisme simbol ini muncul dalam peradaban manapun.